Penentuan Titik Pusat Bumi
Ilmu geodesi pasti akan identik dengan hal penentuan posisi, begitu pula kebalikannya. Posisi (suatu titik) dapat dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk menjamin adanya konsistensi dan standardisasi, perlu ada suatu sistem dalam menyatakan koordinat. Sistem ini disebut sistem referensi koordinat, atau secara singkat disebut sistem koordinat, dan realisasinya umumnya dinamakan kerangka referensi koordinat.
Ilmu geodesi pasti akan identik dengan hal penentuan posisi, begitu pula kebalikannya. Posisi (suatu titik) dapat dinyatakan secara kualitatif maupun kuantitatif. Untuk menjamin adanya konsistensi dan standardisasi, perlu ada suatu sistem dalam menyatakan koordinat. Sistem ini disebut sistem referensi koordinat, atau secara singkat disebut sistem koordinat, dan realisasinya umumnya dinamakan kerangka referensi koordinat.
Sistem koordinat dapat didefinisikan dengan menspesifikasikan tiga parameter, yaitu lokasi titik nol dari sistem koordinat, orientasi dari sumbu-sumbu koordinat, dan parameter-parameter (kartesian, curvilinier) yang digunakan untuk mendefinisikan posisi suatu titik dalam sistem koordinat tersebut. Posisi titik dipermukaan bumi umumnya ditetapkan dalam suatu sistem koordinat terestris (CTS: Conventional Terrestrial System).
Parameter Sistem koordinat yaitu
Parameter Sistem koordinat yaitu
- Lokasi Titik nola. Geosentrik (di pusat Bumi)b. Toposentrik (di permukaan Bumi)
- Orientasi Sumbua. Terikat Bumi ( Earth Fixed )b. Terikat Langit ( Space Fixed )
- Besaran Koordinata. Jarak → Kartesian ( X , Y , Z )b. Sudut dan Jarak → Geodetik ( L , B , h )
Titik nol dari sistem koordinat terestris ini dapat berlokasi di titik pusat masa bumi (sistem koordinat geosentrik), maupun di salah satu titik di permukaan bumi (sistem koordinat toposentrik). Sementara itu posisi titik di ruang angkasa (posisi satelit, dan benda langit) biasanya ditetapkan dalam suatu sistem koordinat celestial/ sistem Inersia (CIS: Conventional Inersial System). Survey untuk penentuan posisi dari suatu jaringan di permukaan bumi, dapat dilakukan secara terestris maupun ekstra-terestris.
Pada survey dengan metoda terestris, penentuan posisi titik-titik dilakukan dengan melakukan pengamatan terhadap target atau obyek yang terletak di permukaan bumi. Sementara itu pada survey penentuan posisi secara ekstra-terestris, penentuan posisi titik-titik dilakukan dengan melakukan pengamatan atau pengukuran terhadap benda-benda langit atau obyek di angkasa, seperti bintang, bulan, dan quarsar, maupun juga benda-benda atau obyek buatan manusia yaitu berupa satelit.
Penentuan Gaya Berat Bumi
Penentuan Gaya Berat Bumi
Salah satu tujuan ilmu geodesi adalah menentukan bentuk dan ukuran bumi termasuk didalamnya menentukan medan gaya berat bumi dalam dimensi ruang dan waktu. Bentuk bumi didekati melalui beberapa model diantaranya ellipsoida yang merupakan bentuk ideal dengan asumsi bahwa densitas (kerapatan) bumi homogen. Sementara itu kenyataan sebenarnya, densitas massa bumi yang heterogen dengan adanya gunung, lautan, cekungan,dataran akan membuat ellipsoid berubah menjadi Geoid. Geoid memiliki peran yang penting dalam berbagai hal seperti untuk keperluan aplikasi geodesi, oseanografi, dan geofisika.
Contoh untuk bidang geodesi yaitu penggunaan teknologi GPS dalam penentuan tinggi orthometrik untuk berbagai keperluan praktis seperti rekayasa, survei, dan pemetaan membutuhkan infomasi geoid teliti. Pada prinsipnya geoid (model geopotensial) dapat diturunkan dari data gaya berat sebagai data utamanya yang distribusinya mencakup seluruh permukaan bumi. Akurasi suatu model geopotensial terutama ditentukan oleh kualitas data gaya berat, selain juga ditentukan oleh formulasi matematika yang digunakan ketika menurunkan model tersebut. Data gaya berat dapat diperoleh dari pengukuran secara terestris menggunakan gravimeter, dari udara dengan teknik air borne gravimetry, dan diturunkan dari data satelit (satelit sistem geometrik seperti satelit altimetry (wilayah laut) dan satelit sistem dynamic seperti GRACE dan GOCCE, serta melalui interpolasi untuk wilayah-wilayah yang tidak ada data gayaberatnya.
Geoid memiliki bentuk yang sangat mendekati ellips putar dengan sumbu pendek sebagai sumbu putar yang berimpit dengan sumbu putar bumi. Ellipsoid digunakan sebagai bidang hitungan geodesi, yang kemudian disebut sebagai ellipsoid referensi. Namun karena penentuan tinggi orthometrik dengan geoid sulit maka digunakan MSL yang dianggap mendekati geoid.
Sistem Koordinat dalam Geodesi Satelit
Pada dasarnya ada tiga sistem referensi koordinat yang banyak digunakan dalam bidang Geodesi Satelit yaitu sistem – sistem :
Sistem Koordinat dalam Geodesi Satelit
Pada dasarnya ada tiga sistem referensi koordinat yang banyak digunakan dalam bidang Geodesi Satelit yaitu sistem – sistem :
- CIS ( Conventional Inertial System ), Sistem koordinat referensi yang terikat langit, dalam geodesi satelit digunakan untuk pendeskripsian posisi dan pergerakan satelit. Pengikatan sumbu dapat dilakukan dengan cara : metode VLBI, pengamatan bintang dan pengamatan dengan satelit.
- CTS ( Conventional Terrestrial System ), Sistem koordinat referensi yang terikat bumi, dalam geodesi satelit digunakan untuk pendeskripsian posisi dan pergerakan titik di permukaan bumi. Pengikatan sumbu dapat dilakukan dengan cara : CTS VLBI, CTS LLR, CTS SLR, CTS GPS, dll.
- Sistem Ellipsoid
ITRF merupakan suatu sistem geosentrik, dimana pusat dari masa bumi didefinisikan untuk seluruh bumi, termasuk lautan dan juga atmosfer. ITRF merupakan kerangka realisasi dari sistem referensi ITRS, yang direalisasikan dengan koordinat dan kecepatan dari sejumlah titik yang tersebar di seluruh permukaan bumi dengan menggunakan metode-metode pengamatan VLBI, LLR, GPS, dan DORIS. ITRS pada prinsipnya adalah sistem CTS yang direalisasikan dan dipantau oleh IERS (International Earth Orientation System). Secara umum karakteristiknya :
- Sistem geosentrik, dimana pusat massanya didefinisikan untuk seluruh bumi, termasuk lautan dan atmosfer.
- Satuan panjang yang digunakan adalah meter.
- Sumbu-Z mengarah ke kutub CTP yang dinamakan IRP (IERS Reference Pole).
- Sumbu-X berada dalam bidang meredian Greenwich yang dinamakan IRM (IERS Reference Meredian) dan terletak pada bidang ekuator bumi.
- Sumbu-Y tegak lurus dengan sumbu-sumbu X dan Z dan membentuk system koordinat tangan kanan.
- Evolusi waktu dari orientasi sistem koordinat dipastikan dengan menerapkan kondisi no net-rotation dalam konteks pergerakan tektonik (horizontal) untuk seluruh permukaan bumi.
Kerangka ITRF juga terikat dengan kerangka ICRF melalui pengamatan VLBI. ICRF merupakan kerangka realisasi dari sistem ICRS, yang direalisasikan dengan suatu set kuasar yang koordinatnya ditentukan oleh metode VBBI. ICRF terdiri dari 608 kuasar yang tersebar secara merata di langit, dan diturunkan dari sekitar 1,6 juta pengamatan dari jaringan observatory di seluruh dunia dalam periode1979-1995. Koordinat dari kuasar ini diberikan dalam sistem ekuatorial asensiorekta yaitu dengan komponen koordinat asensiorekta dan deklinasi. Kuasar yang membangun kerangka referensi ICRF mempunyai kualitas koordinat yang variatif, karena adanya perbedaan dalam sejarah dan strategi pengmatannya.
Kesimpulan
Kesimpulan
- Titik pusat bumi sama dengan titik berat bumi (titik pusat massa bumi, pada sistem Geosentrik)
- Untuk menentukan titik pusat bumi digunakan model pendekatan matematis dengan data gaya berat yang diperoleh dari pengukuran secara terestris menggunakan gravimeter, dari udara dengan teknik air borne gravimetry, dan diturunkan dari data satelit satelit sistem geometrik seperti satelit altimetry (wilayah laut) dan satelit sistem dynamic seperti GRACE dan GOCCE, serta melalui interpolasi untuk wilayah-wilayah yang tidak ada data gayaberatnya. Namun bumi dinamis sehingga setiap saat bentuknya selalu berubah menyebabkan titik pusat bumi selalu berubah setiap saat ^^.
Referensi
- Kahar, Joenil, Geodesi, Penerbit ITB, Cetekan 1, Bandung 2008
- Team Bakosurtanal , Panduan Teknis Datum dan Sistem Koordinat Peta Rupabumi Indonesia, BADAN KOORDINASI SURVEI DAN PEMETAAN NASIONAL, www.bakosurtanal.go.id, Edisi I, © Bakosurtanal, Cibinong 2005
- Kelompok Keilmuan Geodesi, Glosari Geodesi, http://geodesy.gd.itb.ac.id/?page_id=13
- All About Datums http://www.ga.gov.au/earth-monitoring/geodesy/geodetic-datums/about.html
- Abidin HA, Geodesi Satelit, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2001, ISBN 979 408 462 X
- IGN, Science background – General concepts, ITRF Website – January 2011 – IGN, http://itrf.ensg.ign.fr/general.php